Sigli, nalurinews.com -- Sarjani Abdullah tanpa canggung menyapa setiap warga saat menerobos banjir yang mengepung sejumlah wilayah di Kabupaten Pidie sejak Jumat, 22 November 2024 malam.
Wajahnya tampak melesu saat menatap setiap mata yang sedang ditimpa kemalangan akibat banjir merendam pemukiman dan rumah-rumah warga.
Meski maju sebagai bupati Pidie periode 2025-2029, Sarjani sengaja tidak membawa umbul-umbul calon saat blusukan di tengah derasnya arus banjir malam itu.
Menurut Sarjani, kedatangan dirinya di tengah-tengah masyarakat yang sedang ditimpa musibah merupakan panggilan hati mambantu meringankan beban sesama.
Dalam kunjungan itu, Sarjani turut menyerahkan sejumlah keperluan dapur untuk mencukupi kebutuhan dalam masa panik setelah rumah dan isi rumah warga terendam.
"Ini amanah dari orang juga dan saya cuma meneruskan aja, semoga terbantu," ujar Sarjani singkat.
Ditemani warga, Sarjani juga tampak mengecek daerah aliran sungai yang meluap hingga tumpah kepemukiman warga. Ia pun sempat berdiskusi dengan warga setempat tentang kondisi sungai dan banjir wilayah itu.
Aksi menerobos derasnya banjir membawa ingatan mantan panglima GAM wilayah Pidie itu ke beberapa tahun lalu. Bersama perangkat daerah, kala itu pihaknya terus melakukan pemantauan dan penangan darurat agar bencana tidak berdampak luas.
"Semoga air cepat surut, warga bisa kembali ke rumah dan tentunya tidak lagi dirudung was-was saat hujan lebat," sambung Sarjani.
Menurut data BPBD Pidie, sedikitnya terdapat delapan titik pengungsian di Kabupaten Pidie akibat banjir sejak jumat malam.
Delapan titik pengungsi itu meliputi Gampong Pulo Hagu, Kecamatan Padang Tiji, Gampong Palong, Kecamatan Glumpang Baro, kemudian Gampong Meuraksa, Blang Meunasah Mesjid, Blang Cut dan Gampong Meunasah Teungoh, Kecamatan Kembang Tanjong.
Selanjutnya di Gampong Dayah Tutong Keulibeut, Kecamatan Pidie dan Gampong Ceumbok Niwa, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie.
Diketahui, banjir luapan di Kabupaten Pidie menyebar hingga 13 kecamatan yang di lalui daerah aliran sungai Teupin Raya, Kreung Tiro, Krung Baro dan Krueng Padang Tiji.[]
Posting Komentar untuk "Nostagia Sarjani Blusukan Saat Banjir"