"November lalu, warga sudah dilakukan pembersihan kawasan tali air, namun pasokan air tidak kunjung mengalir," keluh Muhammad Nasir.
Kondisi tersebut dipicu karena tidak ada pasokan air dari Bendungan Rajui diwilayah tersebut. Bendungan di Gampong Tanjong, Padang Tiji tersebut merupakan satu-satunya tumpuan petani mendapatkan pasokan air untuk area pertanian.
Namun pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I Aceh telah menghentikan pengoperasian bendengan tersebut. Bendungan itu telah dikeringkan dengan dalih kebutuhan rehabilitasi tempat penampungan air.
Keujruen Chik Padang Tiji, Imam Gampong Tanjong serta tokok masyarakat setempat telah mengigatkan pihak BWS Sumatera I di Banda Aceh agar pelaksanaan kegiatan rehabilitasi tidak menganggu musim tanam rendengan.
"Dulu Balai memohon agar tidak menggarap sawah mulai Mei hingga November 2024 karena bendungan akan direhap, November sudah boleh digunakan," cerita Keujreun Chik Padang Tiji, Muhammad Nasir, Kamis, 19 Desember 2024.
Kenyataannya, ratusan petani di kawan itu yang mengantungkan hidup dari sektor pertanian dipaksa tidak berhenti menggarap sawah. Nawacita Presiden RI, Prabowo Subianto untuk program swasembada panganpun terkesan lisptik belaka.
BWS masih belum mengizinkan pengoperasian Bendungan Rajui hingga waktu yang belum ditentukan. Padahal sesuai dengan jadwal tanam musim rendengan, sejak November petani sudah mulai sibuk menyiapkan area tanam.
"November lalu, warga sudah dilakukan pembersihan kawasan tali air, namun pasokan air tidak kunjung mengalir," keluh Muhammad Nasir.[]
Posting Komentar untuk "Kinerja BWS dan Program Swasembada Pangan Prabowo, 700 ha Lahan di Pidie Terancam Tidak Bisa Digarap"